DIRGAHAYU TABLOID BHINEKA KE 3......Alamat Redaksi Jl.Cempaka 3 No.15 BF/10 Rt.004/014 Perum Bekasi Jaya Indah kelurahan Duren Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi..Telphone : 021-99441610,081519681610,082114091610
Personil Mahapatih Gajah Mada Band - Generasi Peduli Sejarah Budaya Nusantara Syuting Video Klip dikawah Sikidang Ginung Dieng Riset * Pembuatan Video Klip Di Prasasti Petilasan Sri Aji Jayabaya Syuting Video Klip Di Prasasti Gajah Mada




Rabu, 14 November 2012

Wartawan Perang Pertama


TAK banyak memang yang mengenal sosoknya. Kaum bangsawan di Belanda menjulukinya Pangeran dari Tanah Jawa, karena dia merupakan wartawan perang Indonesia pertama yang meliput perangdunia I. Namanya Raden Mas Panji Sosrokartono. Dia adalah Kakak tokoh penggerak emansipasi wanita RAKartini. Jasanya untuk membesarkan bangsaini tidak perlu diragukan lagi, karena sepak terjangnya dalam dunia jurnalistik diakui oleh dunia. Hanya sayangnya,oraganisasi ‘kuli tinta’ Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) belum juga meliriknya,sehingga jasanya dalam bidang jurnalistik terkesan dilupakan.Pria yang mengembara ke Eropa selama29 tahun ini, terlahir di Kompleks Makam Sedo Mukti atau berjarak 1 kilometer dari pusat Kota Kudus. Di sana terdapat satukota kecil, tepatnya di Desa Mayong, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara pada 10 April 1877.Dirinya tumbuh sebagai seorang intelektul,karena selama menjadi mahasiswa Universitas Leiden ia bergaul dengan kalangan intlektual dan bangsawan. Jaditidak heran kalau almarhum Bung Hattaketika itu menyebutkan Raden Mas PanjiSosrokartono sebagai seorang yang jenius. 

Ada beberapa faktor yang mendorongputra Raden Mas Adipati Ario menjadi seorang yang jenius. Pertama dia adalah seorang Bupati Jepara dan Ibunya adalahMas Ayu Ngasirah. Pasangan suami istriini mempunyai tujuh saudara, salah satunya adalah Raden Ajeng Kartini, seorang pahlawan emansipasi Indonesia. Hubungan Sosrokartono dan Kartinisendiri bisa dikatakan sangat dekat, karena mereka saudara seibu dan sahabat dalam berbagi tentang keilmuan dan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Sosrokartono muda mengenyam pendidikan Eropesche Lagere School di Jepara. Usai menyelesaikan pendidikan EropescheLagere School di Jepara, kemudian melanjutkan pendidikannya ke H.B.S. di Semarang. Baru tahun 1898 meneruskan sekolahnya ke negeri Belanda.Mula-mula sekolah Teknik Tinggi di Leiden, tetapi karena merasa tidak cocok,lalu ia pindah ke jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur. Sosrokartono merupakan mahasiswa Indonesia pertama menempun pendidikan ke luar negeri, pada urutan selanjutnya disusul oleh generasi Bung Hatta. Dengan menggenggam gelar Docterandus in de Oostersche Talen dari Perguruan Tinggi Leiden, ia mengembara ke seluruh Eropa dan menjelajahi berbagai pekerjaan.

 Baru pada tahun 1917 ia menjadi wartawan setelah koran Amerika The New York Herald Tribune, di kota Wina, Ibukota Austria membuka lowongan kerja. Sebagai wartawan perang untuk meliput Perang Dunia I, tes yang diberikan adalah menyingkat-padatkan sebuah berita dalam bahasa Perancis yang panjangnya satu kolom menjadi berita yang terdiri atas kurang lebih 30 kata, dan harus ditulis dalam 4 bahasa, yaitu Inggris, Spanyol, Rusia dan Perancis. Ketika itu,. Sosrokartono berhasil memeras berita itu menjadi 27 kata. Bahkan persyaratan lainnya juga bisa dipenuhiya, sehingga ia terpilih sebagai wartawan perang surat kabar bergengsi Amerika, The New York Herald Tribune. Sosrokartono juga menguasai 17 bahasa asing, diantaranya Latin, Yunani, Rusia, Sansekerta, Cina, Jepang, Arab, Perancis, Belanda, Jerman, Spanyol, Slavia dan 10 bahasa suku di tanah negerinya. Sebelum menjadi wartawan the New York Herald Tribune, ia bekerja sebagai penterjemah di Wina, ibukota Austria.

 Di Wina ia terkenal sebagai seorang “jenius dari Timur”. Ia juga bekerja sebagai wartawan beberapa surat kabar dan majalah di Eropa. Di dalam buku ‘Memoir’ Drs Muhammad Hatta diceritakan Sosrokartono mendapat gaji 1250 Dollar dari surat kabar Amerika. Dalam ‘Memoir’ tulisan Drs Muhammad Hatta ditulis kalau Sosrokartono juga menguasai bahasa Basque, menjadi penterjemah pasukan Sekutu kala melewati daerah suku Basque. Suku Basque adalah salah satu suku yang hidup di Spanyol. Ketika Perang Dunia I menjelang akhir, diadakan perundingan perdamaian rahasia antara pihak yang bertikai. Ada nilai tambah bagi Sosrokartono, yaitu ketika banyak wartawan sibuk mencari informasi tentang perundingan perdamaian rahasia itu, koran Amerika The New York Herald Tribune lebih dahulu memuat hasil perundingan rahasia tersebut. Penulisnya anonim cuma menggunakan kode pengenal “Bintang Tiga”. Kode tersebut di kalangan wartawan Perang Dunia ke I dikenal sebagai kode dari wartawan perang Sosrokartono. Konon tulisan itu menggemparkan Amerika dan juga Eropa. Yang menjadi pertanyaan bagaimana Sosrokartono bisa mendapat hasil perundingan perdamaian yang amat dirahasiakan dan dijaga ketat? Apakah Sosrokartono menjadi penterjemah dalam perundingan rahasia tersebut? Kalau ia menjadi penterjemah dalam perundingan rahasia itu lalu bagaimana ia menyelundupkan beritanya keluar? Seandainya ia tidak menjadi penterjemah dalam perundingan perdamaian rahasia itu, sebagai wartawan perang, bagaimana caranya ia bisa mendapat hasil perundingan perdamaian rahasia tersebut? Sayangnya dalam buku biografi Sosrokartono tidak ada informasi mengenai hal ini. Namun tak dapat disangkal lagi, berita tulisan Sosrokartono di koran New York
Herald Tribune mengenai hasil perdamaian rahasia Perang Dunia I itu merupakan salah satu prestasi luar biasa Sosrokartono sebagai wartawan perang. 


Kebangkitan Intelektual

          Meski dikenal dekat dengan para bangsawan Belanda dan beberapa ilmuan asal Negeri Kincir tersebut,  Sosrokartono tidak pernah melupakan kampung halamannya. Diketahui bahwa salah satu pembimbing R.A Kartini dalam menuliskan surat keprihatinannya akan nasib pendidikan warga pribumi adalah dirinya. Pada 29 Agustus 1899 dalam Kongres ke-25 Bahasa dan Sastra Belanda di Gent, Belgia Sosrokartono menyampaikan pidato yang menggemparkan. “Saya minta dengan sangat dan bersungguh-sungguh,  hendaklah kepada insulinde ditumpahkan cinta kasih, cinta kasih yang wajib diberikan kepadanya sebagai hak miliknya. Hai, kamu bangsa penjajah, pada tangan kirimu kamu menggenggam lambang utusan/ajaran untuk damai di antara sesama manusia, dengan tangan kananmu kamu memegang tongkat lambang peradaban, maka dari itu hidupkanlah rasa persaudaraan antara bangsamu dan bangsa yang engkau jajah” seru Sosrokartono agar Belanda mengajarkan bahasanya lebih luas bagi rakyat Jawa itu dimuat di majalah bulanan Neerlandia sebulan kemudian. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa Sosrokartonolah yang menginspirasi Kartini dalam memperjuangkan hak-hak ribumi. Mereka sering sekali berkirim surat dan menceritakan tentang keadaan mereka masing- masing di negeri yang saling berjauhan.

 Salah satu sahabat Kartini yang juga berhubungan baik dengan Sosrokartono adalah Abendanon. Pada tahun 14 Juli 1925 dalam surat Sosrokartono yang dikirimkan kepadanya menyebutkan rasa berangnya akan perilaku birokrat Hindia Belanda yang masih saja menganggap kaum pribumi sebagai kuli, meskipun mereka hidup bertahun- tahun di negeri jajahannya tersebut. Sosrokartono menemukan pengesahan intelektual pada tahun 1908 dengan penerimaan gelar Doctorandus in de Oostersche Talen dalam bidang bahasa dan sastra. Sebuah tanda yang turut menginisiasi kebangkitan intelektual-modern Indonesia. Satu hal yang dirasa menjadi ancaman bagi pemerintah kolonial. Sosrokartono gagal secara akademik mencapai gelar doktor akibat kebencian dan dendam dari juru bicara kolonialisme dan orientalisme Prof Dr Snouck Hurgronye. Tahun 1925, Sosrokartono pulang ke negerinya, Indonesia setelah kelana di Eropa sebagai mahasiswa, termasuk menjadi wartawan The New York Herald Tribune. Kegagalan mencapai gelar doktor tidak mematikan spirit intelektual tokoh ini. Bahkan, ia mencoba mendaki puncak lain yang mencoba melakukan sintesis antara intelektualisme Barat dan spiritualisme Timur. Sosrokartono pulang untuk mengabdi kepada negeri dengan menjadi pemimpin Nationale Middlebare School di Bandung. Akan tetapi, pemerintah kolonial curiga dengan ulahnya. Mereka melakukan represi politik terhadapnya. Dia tak kehilangan akal. Dia ingin tetap menjadi manusia bebas.

 Lalu Sosrokartono memutuskan membuka praktik pengobatan tradisional dan menempuh laku spiritual khas Jawa. Sebuah pilihan yang ganjil memang. Namun seganjil apa pun pilihan itu tak menutupi kontribusi Sosrokartono dalam usaha pembentukan negara Indonesia. Hanya saja, tak banyak yang mengenalnya. Jangankan masyarakat awam, kalangan jurnalistik Indonesia saja, mungkin bisa dihitung dengan jari tangan yang mengenalnya. Padahal kalau mau jujur, Solichin Salam pasda tahun 1987 mencatat cukup banyak tokoh kunci dalam pergerakan politik nasionalis saat itu yang berinteraksi dengan Sosrokartono. Antara lain adalah Soekarno dan Ki Hajar Dewantoro. Mereka memberi penghormatan besar kepadanya, termasuk pada laku spiritual dalam menopang lakon politik mereka. Setelah puluhan tahun mengabdikan diri, tanggal 8 Februari 1952, RMP Sosrokartono wafat di kediamannya Jalan Pungkur Nomor 7, Bandung dan keesokan harinya diterbangkan ke Semarang, kemudian disemayamkan untuk terakhir kalinya di Kompleks makam Sido Mukti Kudus. Juru Kunci makam tersebut, Sunarto (53) menceritakan makam Sido Mukti awalnya adalah tanah seluar 2 hektar pemberian pemerintah Hindia Belanda kepada Aryo Condro Negoro, Bupati Kudus ke 3 yang juga Buyut dari Sosrokartono. Ia menambahkan tanah tersebut diberikan, karena jasa besar Aryo Conro Negoro yang telah berhasil memakmurkan masyarakat Kudus dan melepaskan masyarakat dari masa Pageblug. Semua keluarga, kerabat dan menantu menurutnya dimakamkan di kompleks tersebut. Kini jasad Raden Mas Panji Sosrokartono telah bersemanyam dengan tenang. Namun jasa-jasanya dalam membesarkan bangsa Indonesia tak boleh dilupakan. Paling tidak PWI harus bertanggung-jawab untuk terus mengobarkan semangatnya dengan membangun momumen Raden Mas Panji Sosrokartono, sehingga generasi muda. Terutama para wartawan muda mengenal sosok Raden Mas Panji Sosrokartono yang pernah tercacat sebagai wartawan Indonesia pertama dalam perang dunia I.


Caturmukti

          Yang menciptakan ilmu Catur Mukti adalah Drs.RMP.SOSRO KARTONO. Catur Mukti adalah satunya pikiran, perasaan, perkataan, perbuataan :

* PIKIRAN YANG BENAR
*  PERASAAN YANG BENAR
*  PERKATAAN YANG BENAR
*  PERBUATAN YANG BENAR 

Sekilas nampaknya dan kedengarannya sederhana dan mudah dilaksanakan, namun kenyataannya tidak semudah itu.” Berkata benar “ dengan kalimat lain dapat diartikan ,” Jangan Berdusta “. Renungkan dalam sehari saja berapa kali kita berdusta didalam ucapan terlebih didalam batin, kalau diperhatikan dan diawali oleh keinginan, kehendak, itulah yang menyebabkan berfikir dan bertindak lanjutnya adalah berkata terakhir berbuat. Pikiranlah yang mendorong kita untuk berkata, maupun berbuat, sekarang tergantung kepada pikirannya, kalau pikirannya baik atau benar maka akan mengeluarkan kata yang baik dan benar pasti mendorong melakukan yang terbaik. Tapi jika pikirannya jahat atau tidak benar akan mendorong orang tersebut untuk melakukan kemasyiatan dalam diri sendiri maupun terhadapan orang lain.Karena pikiran yang suka membenci akan melahirkan perbuatan yang penuh dengan kebencian. Hindarilah situasi, kondisi, kata dan perbuatan orang-orang yang dapat membuat kita membenci, karena lebih baik menghindar dari pada mengobati dan kebencian jangan diberi kesempatan untuk merajarela didalam pemikiran kita dan kita harus berusaha dapat menjinakan kebencian tersebut sekecil apapun yang pada akhirnya dapat dihilangkan dalam pemikiran kita.Kalau begitu segala perbuatan yang membenci orang lain jangan pernah diingat- ingat lagi. Karema dengan berjalannya waktu kita akan melupakan itu semuanya, berterimakasihlah kepada TUHAN karena kita dikaruniakan sifat “ LUPA”, kalau kita tidak diberi sifat lupa, maka kita akan selalu mengingat-ingat selalu akan kebencian itu.rasa benci dan dendam hanya menyebabkan ketegangan dan kegelisahan dalam kehidupan kita. Jadi marilah kita untuk berpikir yang benar agar pemikiran yang benar selalu mengandung arti :

* CINTA KASIH
* BELAS KASIHAN
* SIMPATI
* TENANG DAN SEIMBANG 

Berpikir yang benar dapat membawa manusia mencapai kebahagiaan yang sejati dan ini sungguh bermanfaat untuk kita semua apabila kita mau menjalankannya dengan serius, pikiran yang benar harus diselaraskan dengan perasaan yang benar dan ini harus dijalani dengan ketulusan dan ikhlasan agar perbuatan kita menjadi yang benar. Jadi Catur Mukti itu merupakan kesatuan, jangan dipisahkan-pisahkan jangan ambil protolannya ambillah kesatuannya dan keseluruhannya. Karena ilmu Catur Mukti bukan untuk dihafalkan tetapi harus dihayati dan diamalkan, berlatih ilmu Catur Mutti tanpa berhenti baru tahu manfaat yang sesungguhnya, sehingga menyatukan  dengan jiwa kita dan kita akan menjadi terbiasa untuk, berpikir benar, berperasaan benar, berkata benar, berbuat benar. Dalam situasi dan kondisi apaun reaksi dan aksi kita jadi cepat dan mengambil keputusan dengan tepat dan benar. Dengan mendalam ilmu Catur Mukti maka kita mendapatkan faedah dan keuntungan yang besar dan kita akan memiliki sifat-sifat dan perilaku yang sopan,rendah hati, tidak sombong,tidak omong besar serta tidak mentang-mentang. jadi kita dapat memiliki karater yang tangguh, yang tidak gampang takut dan susah.

 Dan selalu berusaha untuk membahagiakan orang lain dan orang banyak didalam tindak sesuai kata dan perbuatan. Berkata, untuk itu kita menggunakan mulut, didalam mulut ada lidah, kendalikanlah lidahmu agar kita tidak bisa dikendalikannya. Catur Mukti dapat diterjemahkan secara luar (Jasmani) dan secara dalam (Batin) : Catur Mukti yang luarnya : secara jasmaniah dapat ditulis dapat diuraikan dalam bentuk kata-kata dapat ditulis sehingga dapat dibaca berulang-ulang kali bahkan dapat dihafal serta didisdusikan dan sebagainya. Catur Mukti bagian dalam : secara batiniah semuanya menjadi sunyi, sepi, penjelasannya : perbuatan tidak melakukan apa-apa, perkataan tidak mengeluarkan kata hanya diam, pikran tidak berfungsi dan kosong.Ketiga-tiganya “DIAM” tanpa aktivitas apa-apa , pasif total. Hanya “RASA” yang berperan aktif, rasa, jiwa, roh yang bekerja dan bekerjaanya rasa, jiwa, roh tidak dapat dilihat oleh panca indera. Rasa, jiwa, roh mengadakan “INNER CONNECTION” dengan TUHAN. Hasilnya adalah : “INNER VISION”, “INNER VOICE”, “INNER STRENGTH”, “INNER POWER”, sehingga manusia dapat melihat apa saja dan melakukan apa saja, tetapi semua itu hanya kehendak TUHAN. Sebab manusia tanpa TUHAN tidak bisa akan apa-apa. Selain itu masih banyak lagi karya- karya Raden Mas Panji Sosrokartono yang belum diketahui masyarakat, yaitu ajaran kebatinan diantaranya Sang Alif serta beberapa karya lainnya. (Sar) .....Edisi Ke 2 bulan Desember 2011 - Tabloid Bhineka